Umum · November 16, 2021

Benarkah Vape Aman?

Popularitas dari Vape di kalangan pekerja dan remaja saat ini sedang meroket. Hal tersebut dikarenakan rokok elektrik atau vape ini dirasa lebih aman dibandingkan dengan rokok tradisional dan bahkan bisa membantu para pemakainya untuk berhenti merokok. Benarkah seperti itu? Mari simak ulasannya berikut ini. 

Rokok elektrik ini adalah alat merokok yang cara penggunaanya memakai baterai. Rokok ini memiliki banyak varian seperti, vape, e-pipes, shisha, mods, vaporizer dan e-cigarette. Biasanya rokok tersebut memiliki empat komponen yang berbeda-beda, yakno cartridge untuk menampung cairan, baterai, atomizer dan mouthpiece untuk menghirup asap dari hasil pemanasan cairan dalam rokok elektrik. 

Kandungan Vape 

Sebelum ke pembahasan selanjutnya, mari kita bahas terlebih dahulu kandungan yang ada di dalam vape.

  • Nikotin

Nikotin merupakan sebuah kandungan utama dalam cairan vape. Senyawa ini juga terdapat pada rokok tradisional dan menjadi salah satu alasan mengapa rokok dapat menjadikan seseorang kecanduan. 

  • Gliserol dan propilen glikol 

Ini merupakan cairan pelarut yang sudah biasa dipakai untuk vape. Umumnya kedua larutan tersebut dipakai untuk beberapa produk makanan dan kosmetik. Pada vape, gliserol dan propilen glikol ini memiliki fungsi untuk membuat uap ketika vape dipanaskan. 

  • Diacetyl 

Diacetyl merupakan senyawa yang akan ditambahkan ke dalam vape untuk membuat aroma dan rasa, seperti aroma mangga atau butter. Senyawa tersebut sering sekali dipakai untuk makanan sebab aman untuk konsumsi. 

Keamanan Vape sebagai Pengganti Rokok Tradisional 

Vape memang tidak memiliki kandungan yang berbahaya seperti yang ada di rokok tradisional. Asap vape ini dapat dikatakan hanya memiliki kandungan nikotin saja, tidak sama dengan rokok biasanya yang mengandung karbon monoksida, hidrogen sianida, tar, dan kandungan berbahaya yang lainnya selain nikotin. 

Rokok elektrik telah disebutkan sebagai  cara alternatif untuk  berhenti merokok, dengan kemampuan mereka untuk memungkinkan pecandu rokok “menelan nikotin.” Dibandingkan dengan terapi penggantian nikotin, misalnya dengan mengonsumsi permen karet nikotin atau memakai patch nikotin, vape dikatakan lebih efektif dalam berhenti merokok.

Tetapi, hal tersebut tidak menjadikan vape sepenuhnya aman untuk digunakan. Manfaat vape untuk berhenti merokok mungkin hanya dirasakan dalam waktu singkat. Vape dapat menghadirkan lebih banyak resiko kesehatan dibandingkan dengan manfaat bila digunakan dalam waktu lama. 

Seperti yang sudah disebutkan diatas, vape menggunakan banyak nikotin. Bisa dikatakan, jika orang yang menggunakan vape sangat mungkin menjadi kecanduan alat ini. Saat Anda berhenti memakainya, Anda mungkin mengalami sejumlah gejala kecanduan seperti: B. Menjadi merasa tertekan bahkan merasa lebih emosional. 

Salah satu studi menunjukkan jika beberapa orang yang memakai vape untuk berhenti merokok mungkin merasa sulit untuk berhenti dari kedua jenis rokok dan akhirnya  memakai keduanya pada saat yang bersamaan. Studi lain juga menemukan bahwa orang yang tidak pernah merokok tembakau tetapi telah menghirup asap vape, termasuk anak-anak, enam kali lebih mungkin untuk merokok tradisional di masa depan.

Resiko Kesehatan Menggunakan Vape 

Tidak hanya bisa membuat ketagihan, penggunaan nikotin yang berlebihan juga mempunyai efek samping  kesehatan yang lama. Nikotin diketahui dapat menyebabkan  terjadinya dinding pembuluh darah menyempit dan kaku, dan meningkatkan tekanan darah. Untuk jangka panjang, hal tersebut bisa berdampak negatif pada jantung Anda.

Selain itu, nikotin juga dapat berbahaya untuk kesehatan dari janin dan mempengaruhi perkembangan otak pada anak. Bahaya lain dari nikotin bagi janin dan anak-anak dapat menjadi lebih besar, bisa saja ketika ibu hamil atau anak-anak perokok pasif terkena paparan asap vape. 

Keamanan bahan-bahan selain nikotin, misalnya gliserin, propilen glikol, dan diacetyl, juga harus diperhatikan. Meskipun aman jika dikonsumsi, senyawa ini belum juga pasti aman untuk terhirup. Tentu saja, bahan kimia ini dapat mengiritasi saluran paru-paru dan bisa  menimbulkan kerusakan permanen hingga timbulnya kanker. 

Vitamin E asetat dalam berbagai jenis rokok elektrik sangat diyakini sebagai penyebab cedera paru-paru akibat penggunaan rokok elektrik atau produk vaping (EVALI), yaitu kerusakan paru-paru yang bisa menyebabkan nyeri dada, kesulitan bernapas bahkan bernapas . Keadaan ini dapat terjadi bahkan  pada anak-anak berusia 10 tahun.

Risiko lain yang harus diketahui yaitu resiko vape bisa meledak dan memicu kebakaran. Vape juga dapat menimbulkan keracunan pada anak-anak yang tertarik dengan cairan dengan wangi buah atau karamel. 

Faktanya, daripada dengan rokok tradisional, vape tidak lebih berbahaya. Tetapi, para ahli sepakat jika diperlukan lebih banyak penelitian  untuk mengevaluasi dan memantau efek kesehatan dari rokok elektrik. Jika Anda ingin menemukan cara untuk berhenti merokok, hal pertama yang harus dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter Anda.

Nah, demikianlah pembahasan mengenai vape yang harus Anda ketahui. Semoga artikel ini bisa membantu Anda agar tidak kebingungan lagi!