Umum · April 17, 2022

Indonesia Ingin Turunkan Status Covid-19 dari Pandemi ke Endemi

Sejak Maret 2020 Indonesia berstatus pandemic Covid-19. Sudah dua tahun, Indonesia mencatat pasien sebanyak 5.589.176 dan diantaranya meninggal dunia sebanyak 148.660. Selama dua tahun tersebut, Indonesia melewati banyak sekali badai Pandemi. Sesudah Covid jenis Delta di Juli 2021, sekarang Indonesia harus berjibaku dengan Covid varian baru yaitu Omicron.

Pemerintah hanya bisa berharap varian virus yang telah menyebar ini tidak berdampak buruk pada masyarakat, saat Omicron turun maka statusnya akan menandai titik balik. Lalu, diharapkan pula pergeseran pada fase yang lebih bisa terprediksi dan juga terkelola.

Dengan kasus Omicron yang mulai menurun, Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri kesehatan ngaku memperoleh perintah dari presiden Jokowi langsung untuk mulai merencanakan strategi dari Pandemi berubah menjadi endemi.

“Kita telah mempersiapkan protocol nya dan memang ada sejumlah arahan dari bapak Jokowi supaya this persiapkan dengan hati hati dan supaya perkembangan saintifiknya seimbang dengan keadaan budaya dan sosial,” Ungkap Budi dikutip dari SeputarTangsel.com, pada Senin, 11 April 2022.

Sehaluan dengan Menteri kesehatan RI, beberapa pejabat negara lain juga sedang mempersiapkan kebijakan untuk memberlakukan pandemi Covid-19 menjadi penyakit endemi seperti layaknya flu saja. Tetapi terdapat sejumlah catatan saat sebuah negara ingin mengubah status Pandemi ke endemi.

Dr. Anthony S. Fauci yang merupakan ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan merubah status Covid-19 ini masih sangat dini.

Hal tersebut sebab Omicron masih mengoyak sejumlah populasi yang ada di dunia dan sebagian besar masyarakat dunia ini masih belum mendapatkan vaksin, pandemi pun belum berakhir begitu saja.

“intinya, jalan menuju tahap Pandemi tersebut penuh dengan ketidakpastian sampai menyebabkan pertanyaan sulit untuk pembuat kebijakan di mana saja,” ungkap Fauci, dikutip dari SeputarTangsel.com, pada Senin, 11 April 2022.

 Di bawah ini terdapat sejumlah catatan ahli kesehatan WHO mengenai pandemic Covid-19.

1. Status endemi bila menyangkut satu wabah dan wilayah dapat dikendalikan

Dalam pidatonya di WHO, Fauzi mengatakan, pada epidemi, penyakit menyebar dengan luas dan cepat serta tidak terduga di wilayah tertentu. Wabah penyakit tersebut menjadi sebuah pandemi saat menyebar keseluruh dunia atau pada wilayah yang luas. Sebuah penyakit yang endemi dengan terus menerus terdapat di populasi tertentu untuk tingkat yang lebih stabil dan rendah, bahkan bila kasus menjak bisa dikendalikan. 

Para ilmuwan pun berharap jika saat cukup banyak masyarakat memperoleh sejumlah perlindungan dari virus Covid-19 melalui vaksin maupun dari infeksi sebelumnya itu bisa mengumpulkan penyebaran virus dan juga meminimalisir pasien rawat inap hingga kematian.

 Sehingga seiring dengan berjalanya waktu virus yang satu ini tidak lagi sebagai ancaman untuk manusia. Tetapi, virus tidak bisa hilang sepenuhnya serta penyakit endemi nya pun masih bisa menyerang korban dengan serius.  

 Diumpama kan malaria dan Tuberkulosis yang terjadi pada Sebagian negara yang ada di dunia, di setiap negara masing-masing bisa merenggut nyawa manusia sekitar 627 ribu dan 1,5 juta jiwa di tahun 2020 silam.

 “Endemi tidak memiliki arti baik, endemi di sini berarti selamanya,” Ujar Mike Ryan selaku direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO.

2. Persyaratan Covid-19 dapat menjadi endemic

Di akhir Januari kemarin, virus Corona telah mengambil sekitar 64 ribu nyawa dalam seminggu saja secara global. Belajar hidup pada virus tidak berarti kita pun harus menanggung banyak sekali kematian, itulah yang dikatakan oleh Tedros Adhanom Ghebreyesus sebagai Direktur Jenderal WHO.

Sebuah negara dapat berstatus Endemi bila 80 sampai 90% masyarakatnya sudah memperoleh perlindungan dari vaksinasi. Negara di dunia mulai mempertimbangkan status ini di. Waktu yang tidak sama, menurut tingkat kekebalan dari masyarakatnya. 

Sementara pada dua pertiga orang di beberapa negara kaya sudah mendapatkan setidaknya vaksin dosis satu di Februari 2021, saat itu hanya 12% dan negara berpendapatan rendah. 

Di negara Portugal sendiri yaitu 89% masyarakatnya telah divaksinasi secara lengkap, Corona telah terlihat menjadi penyakit endemi. Begitu pula di Afrika sebanyak 80% orang belum mendapatkan dosis pertama hingga pertengahan Januari kemarin. 

Selanjutnya adalah Cina yang merupakan negara paling padat di dunia, berada pada kategori nya sendiri, negara yang satu ini sudah mengimplementasikan strategi nol-Covid-19, memakai strategi karantina ekstensif dan lockdown yang sangat ketat guna memadamkan wabah ini.

Sehingga, infeksi menjadi sedikit namun kekebalan alami pun sedikit pula. Sementara 80% dari penduduk sudah di vaksinasi sepenuhnya, namun belum jelas seberapa efektif suntikan yang dimiliki China.

Nah, itu tadi beberapa ulasan mengenai perubahan Pandemi menjadi endemic yang ada di Indonesia dan juga beberapa persyaratan nya. Semoga ulasan diatas bermanfaat untuk Anda dan menjadi tambahan ilmu serta semoga pandemic ini segera berakhir sehingga kita semua bisa menjalani hidup normal kembali.